Senin, 17 November 2014

Tanah Longsor Timpa Rumah Warga

Tembok penahan talut sepanjang 20 meter yang berada di tengah permukiman warga RT 003/RW 004 Keprabon, Karangpandan jebol, Sabtu (15/11/2014).
Diduga tembok penyangga tanah setinggi lima meter tersebut tidak mampu menahan tanah uruk yang tersiram air hujan. Longsoran tanah dan material talut itu pun menimpa bangunan garasi milik warga.
“Tepatnya, itu [robohnya tembok penyangga talut] kemarin Sabtu [15/11] pukul 17.25. Kebetulan waktu itu saya sedang berada di garasi, di samping truk. Suaranya sangat keras, tapi saya tidak tahu kalau tembok [talut] jebol,” ungkap warga Keprabon, Ari Joko Purnomo, saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/11/2014).
Setelah menoleh ke belakang, dia sudah mendapati beberapa batu dan tumpukan tanah di garasinya. Bahkan truk dan mobil pikapnya pun sebagian tertimpa tanah dan batu.
Saat itulah dia menyadari bahwa talut yang berada di samping rumahnya jebol. Ari menceritakan talut tersebut memang sengaja dibangun dirinya.
“Saya yang bangun, kalau menurut tukangnya talut tersebut kuat. Ternyata jebol,” tutur dia.
Berdasarkan pantauan Solopos.com, tembok talut tersebut dibangun di antara bukit yang telah digali dan rumah milik Ari. Rongga antara tembok dan bukit tersebut lalu diisi tanah uruk.
Warga Gotong Royong
Menurut Ari, lahan tersebut akan digunakan untuk membangun rumah. Namun sayangnya, bangunan tembok yang baru saja jadi satu setengah bulan yang lalu itu ambrol, sehingga tanah uruk pun ikut longsor.
Pada Minggu siang pun, terlihat warga sekitar sedang melakukan gotong royong membersihkan reruntuhan tanah dan batu di rumah Ari.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
“Tapi longsoran tanah menimpa pikap dan truk milik warga,” ujar dia Minggu.
Menurutnya, evakuasi bencana tersebut telah dilakukan Sabtu lalu dengan lancar dan aman.

Peringati Hari Lahir Karanganyar, Muspida Berziarah ke Makam Leluhur

Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Karanganyar menggelar acara ziarah ke beberapa makam di Bumi Intanpari, Jumat (14/11/2014). Rangkaian kegiatan tersebut dalam rangka memperingati HUT ke-97 Karanganyar yang jatuh pada 18 November nanti.
Berdasarkan pantauan solopos.com, kegiatan ziarah itu dipimpin langsung Bupati Karanganyar, Juliyatmono beserta Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo.
Turut hadir dalam rombongan ziarah sejumlah pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar dan unsur Muspida lainnya.
“Kegiatan ini diawali berziarah ke Makam Nyi Ageng Karang di Karanganyar Kota, Randu Songo Tasikmadu hingga terakhir ke Astana Giri Bangun Matesih,” kata Juliyatmono saat ditemui wartawan di Randu Songo Tasikmadu, Karanganyar, Jumat.

Razia Pelajar, Polsek Karanganyar Sisir Warnet

Polisi Sektor (Polsek) Karanganyar mengamankan satu pelajar dalam kegiatan razia pelajar di sejumlah warung internet (warnet) dan game online, Selasa (11/11/2014). Kegiatan itu dilakukan menyusul banyaknya laporan masyarakat terkait maraknya penggunaan warnet sebagai lokasi membolos.
Kepala Polsek (Kapolsek) Karanganyar, AKP Joko Waluyono, mengatakan berdasarkan razia yang telah dilakukan, Selasa, pihaknya mengamankan satu pelajar SMK. Siswa yang masih menggunakan seragam tersebut lalu dibawa ke kantor Polsek Karanganyar karena terbukti sedang bermain game di jam-jam sekolah.
“Bagi yang ketahuan bermain di jam-jam sekolah, kami bawa ke kantor [polsek], kemudian akan kami panggil orang tua dan guru yang bersangkutan. Harapannya agar nanti dapat dilakukan pengawasan bersama,” ungkap dia saat ditemui wartawan di salah satu warnet di pusat kota Karanganyar, Selasa.
Joko mengatakan razia dilakukan di warnet dan penyedia jasa game online yang ada di lingkungan Kecamatan Karanganyar. Terlebih yang buka pada jam-jam sekolah.
“Jika di tempat tersebut kami temukan anak-anak sekolah, maka akan kami bawa,” lanjut dia.
Di lokasi lain, tepatnya di warnet yang berada di depan SMK Wikarya, petugas gabungan yang terdiri dari petugas Polsek Karanganyar, Koramil Karanganyar, dan Kecamatan Karanganyar, juga mendapati sejumlah siswi yang ada di dalam warnet pada jam-jam sekolah.
Setelah dimintai keterangan oleh petugas, para siswi dari SMK Wikarya tersebut beralasan sedang mencari bahan materi untuk mengerjakan tugas sekolah. “Karena kami melihat mereka benar-benar sedang mengerjakan tugas sekolah, maka kami biarkan,” sambung Joko.
Kepala Polisi Resort (Polres) Karanganyar, AKBP Martireni Narmadiana, mengatakan razia dilakukan karena banyak laporan dari warga terkait disalahgunakannya lokasi warnet dan penyedia jasa game online untuk tempat membolos para pelajar.
“Bermula dari aduan yang masuk, maka kami perintahkan agar digelar razia,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com Selasa.
Menurutnya kegiatan tersebut bukan hanya dilakukan di Kecamatan Karanganyar. Razia juga dilakukan di 16 Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Karanganyar. “Razia ini digelar di semua daerah, tapi waktunya tidak serempak. Kami serahkan kepada masing-masing daerah,” terang dia.
Di sisi lain, penjaga warnet yang berada di sekitar SMK Wikarya, Tri Pamungkas, mengatakan di warnet tersebut jarang digunakan untuk membolos para pelajar. Kebanyakan para pelajar yang datang pada jam-jam sekolah adalah untuk mencari bahan materi tugas sekolahnya.

27 Pemilik VIla di Tawangwanggu Ngemplang PBB

Sebanyak 27 pemilik vila di Tawangmangu terpaksa memperoleh peringatan keras dari petugas kecamatan setempat terkait tunggakan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sepanjang tahun 2014. Dalam 10 hari ke depan, petugas kecamatan juga akan melakukan validasi data pemilik vila di Tawangmangu guna memburu para pemilik vila yang tidak taat membayar PBB sejak tahun 2002.
Camat Tawangmangu, Titik Umarni, mengatakan pihaknya sudah menggandeng seluruh kepala desa (Kades) untuk melakukan validasi data pemilik vila di lereng Gunung Lawu. Hal itu perlu dilakukan untuk mengetahui pemilik sah ratusan vila di Tawangmangu.
“Total vila dan hotel yang ada di Tawangmangu mencapai 105 unit. Dari jumlah tersebut, masih ada 27 pemilik vila yang belum menyetorkan PBB. Besarnya PBB berkisar Rp2 juta-Rp20 juta. Ke depan, kami akan mencari pemilik vila itu sekaligus memberikan surat teguran kali kedua [sebelumnya, kecamatan sudah mengirim surat teguran ke pemilik vila di Tawangmangu],” katanya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (11/11/2014).
Berdasarkan data yang dihimpun pihak kecamatan, lanjut Titik Umarni, total piutang dari pemilik vila di Tawangmangu sejak 2002-2012 mencapai Rp5,5 miliar. Hal tersebut perlu segera disikapi agar tak berlanjut di masa mendatang.
Kendala yang sering dihadapi petugas di lapangan saat memungut PBB, yakni domisili wajib pajak tidak di Tawangmangu. Selain itu karena sering terjadi mutasi sertifikat akibat jual-beli para pemilik modal kelas kakap.
“Makanya per hari ini [kemarin], kami akan membuat terobosan baru dengan melakukan validasi data pemilik vila. Sosialisasi hari ini juga dihadiri Sekda Karanganyar, Samsi. Kalau dilihat dari total pendapatan PBB di Tawangmangu, rata-rata mestinya mencapai Rp1,2 miliar per tahun. Khusus tahun ini, kadar persen yang membayar pajak mencapai 80,53 persen [naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 77 persen],” katanya.
Taat Pajak
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar, Sukirdi, memastikan seluruh anggotanya sebagian besar taat membayar pajak.
“Para pemilik hotel dan pondok wisata di Karanganyar mencapai 170-an. Dari jumlah tersebut, 150 berada di Tawangmangu. Sebagian besar, mereka taat membayar pajak. Rata-rata mereka menjalin hubungan yang baik dengan ketua RT/RW atau pamong desa. Jadi, mereka malu kalau tak membayar pajak,” katanya.